Rabu, 21 Maret 2012

Kuncung Bawuk

Kuncung Bawuk, sebuah kata menggelikan untuk di simak, namun kita tak bisa berpaling dari kenyataan, bahwa di masa ketenaranya, sosok Kuncung Bawuk pernah hadir menghibur dan menjadi sahabat anak-anak Indonesia, melalui salah satu stasiun televisi di negeri ini, dengan cerita yang mendidik.
Meski sebenarnya tak  paham dan belum pernah menyaksikan tayangan Kuncung Bawuk, paling tidak, ada sedikit gambaran tentang kuncung bawuk, bersumber dari cerita YangKung seperti di bawah ini :

Seperti biasa, hari minggu adalah hari dimana semua anggota keluarga besar Bocah Mbelis berkumpul, setelah sepekan melakukan aktifitasnya masing-masing, baik yang sudah bekerja, kuliah ataupun masih pelajar, tak terkecuali hari ini. Ketika seluruh anggota keluarga berkumpul dan asik dengan obrolan masing-masing  di depan tivi, tiba-tiba Eyang Kakung mengucapkan sesuatu yang tak pernah kami duga sebelumnya.

“Andai Kuncung Bawuk masih di tanyangkan, mungkin anak-anak kecil sekarang tidak hanya di suguhi oleh acara-acara televisi yang ‘lebih bersifat membodohi’ (dalam tanda kutib).”  kata eyang kakung saat mulai bicara yang membuat kami semua di bikin terkekeh-kekeh.

Sedikit geli mendengar kata Kuncung dengan embel-embel Bawuk di belakangnya, tapi tidak mungkin bagi kami untuk mengabaikan orang tua yang menjadi sesepuh sekaligus cikal-bakal keluarga besar Bocah Mbelis, kami  menyimak, sebenarnya apa yang hendak di ceritakan yangkung. Karena di dorong rasa ingin tahu yang kuat dan penasaran akan kata ‘lebih bersifat membodohi’ yang seolah-olah memberikan sebuah analisa tersendiri bagi yangkung dalam menyikapi siaran televisi dewasa ini.

Panjang lebar bicara, akhirnya kami mendapat kesimpulan tentang apa yang di ceritakan yangkung, bahwa sejalan dengan perkembangan jaman, segala sesuatu pasti mengalami perubahan  melewati masanya, tanpa terkecuali dunia digital ataupun hiburan. Dan dari cerita yangkung pekan ini, kami sekeluarga memetik pelajaran, bahwa mulai saat ini :
  • Kita harus berusaha untuk menjaga diri dan lebih jeli memilih acara yang sesuai dengan kebutuhan kita,  meski fokus pada alur cerita namun jangan sampai terlalu hanyut , agar tidak terhipnotis oleh tayangan televisi, yang membuat pikiran kita berhenti dan berpaling dari aktifitas sehari-hari kita yang sesungguhnya.


Setelah melewati sejarah panjangnya, dunia hiburan tentunya lebih banyak memberi pilihan, baik atau tidaknya dampak tayangan televisi, semua tergantung dari penonton itu sendiri. Semoga hikmah yang di petik oleh keluarga besar Bocah-Mbelis di kampung pekan ini bisa bermanfaat bagi kita semua.
Salam.

0 komentar:

Posting Komentar

 
© Copyright 2012 Oca Sulistya
Theme by Oca Sulistya